Jurus Peretas Gunakan Kudo Untuk Bobol Bank BUMN Rp16 Miliar

Keamanan Siber dan Media Sosial Kun Arief mengungkap pembobolan terjadi ketika aplikasi transaksi digunakan oleh klien dan autentikasi. Pembobolan juga dilakukan karena kliring transaksi tidak dilakukan secara real time.
"Permasalahannya adalah ketika proses kliring transaksi tidak dilakukan secara real time antara pihak platform, pemilik aplikasi dan pihak bank," kata Kun kepada CNNIndonesia.com, Kamis (12/9).
Kun mengatakan hal ini menimbulkan celah keamanan bagi peretas untuk memanipulasi data nilai atau angka yang dikirim ke server bank dengan nilai atau angka yang tidak terbaca.
Kun mengatakan biasanya setiap sore atau tengah malam, pihak bank akan melakukan clearing house. untuk melakukan pengecekan terhadap data-data yang tidak bisa di input.
"Entah tidak bisa di input karena kesalahan nomor rekening atau kesalahan data nilai atau angka," katanya.
Saat melakukan clearing house seharusnya pihak Bank langsung mengetahui data yang tidak bisa di input. Namun Bank BUMN tidak mengetahui, artinya peretas juga memanipulasi data rekening virtual.
Sebelumnya, Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menangkap dua orang pembobol bank BUMN di Palembang, Sumatera Selatan. Kedua tersangka berinisial YA dan RF itu diketahui tergabung dalam satu sindikat peretas.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo di Mabes Polri mengatakan kepolisian baru berhasil mengungkap satu sindikat yang merugikan bank BUMN sebesar Rp1,3 miliar.
"Total kerugian dari bank BUMN yang ada di Palembang sendiri cukup besar, yaitu kurang lebih sekitar Rp16 Miliar dari total kerugian tersebut. Yang baru berhasil diungkap baru 1 sindikat dengan total kerugian kurang lebih sekitar Rp1,3 miliar," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (10/9). (jnp/age)
No comments:
Post a Comment