Tuesday, August 20, 2019

Halo Pak Perry! IHSG Merah, Khawatir Bunga Acuan BI Tak Turun

Halo Pak Perry! IHSG Merah, Khawatir Bunga Acuan BI Tak Turun

Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali perdagangan hari ini dengan koreksi sebesar 0,08% ke level 6.290,81, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat merangsek ke zona hijau sebelum akhirnya kembali terdampar di zona merah. Per akhir sesi satu, indeks saham acuan di Indonesia tersebut membukukan koreksi sebesar 0,58% ke level 6.258,96.

Saham-saham yang berkontribusi signifikan dalam mendorong IHSG melemah di antaranya: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (-0,89%), PT Bank Mega Tbk/MEGA (-8,06%), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (-1,69%), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (-1,61%), dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk/INTP (-2,66%).

Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga sedang berada di zona merah. Hingga berita ini diturunkan, indeks Nikkei melemah 0,36%, indeks Straits Times turun 0,52%, dan indeks Kospi jatuh 0,05%.

Hubungan AS-China yang masih adem di bidang perdagangan gagal memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning. Pada hari Senin (19/8/2019) waktu setempat, AS mengumumkan perpanjangan atas izin sementara yang diberikan kepada Huawei untuk membeli beberapa komponen dari produsen asal AS. Perpanjangan tersebut diberikan selama 90 hari.

Seperti yang diketahui, pada bulan Mei Presiden AS Donald Trump mendeklarasikan kondisi darurat nasional di sektor teknologi melalui sebuah perintah eksekutif. Dengan aturan itu, Menteri Perdagangan Wilbur Ross menjadi memiliki wewenang untuk memblokir transaksi dalam bidang teknologi informasi atau komunikasi yang menimbulkan risiko bagi keamanan nasional AS.

Bersamaan kebijakan ini, Huawei Technologies dan 70 entitas terafiliasi dimasukkan ke dalam daftar perusahaan yang dilarang membeli perangkat dan komponen dari perusahaan AS tanpa persetujuan pemerintah.

Tak lama berselang, pemerintah AS memberikan kelonggaran bagi Huawei untuk membeli beberapa komponen asal AS, sebuah langkah yang dimaksudkan untuk meminimalisir dampak yang dirasakan konsumen AS.

Kini, AS kembali melunak dengan memperpanjang kelonggaran yang mereka berikan kepada Huawei. Padahal pada akhir pekan, Trump memberi sinyal bahwa pelonggaran kepada Huawei tak akan diperpanjang.

Pelaku pasar grogi dalam menantikan rilis risalah dari pertemuan The Federal Reserve (The Fed) edisi Juli 2019. Ada kekhawatiran bahwa pernyataan bernada hawkish akan didapati di dalam risalah tersebut, menyusul komentar hawkish dari Jerome Powell selaku Gubernur The Fed pasca mengumumkan pemangkasan tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps pada bulan lalu.

Dikhawatirkan, absennya pemangkasan tingkat suku bunga acuan yang agresif dari The Fed akan membuat perekonomian AS mengalami yang namanya hard landing. Pada tahun 2018, International Monetary Fund (IMF) mencatat perekonomian AS tumbuh sebesar 2,857%, menandai laju pertumbuhan ekonomi tertinggi sejak tahun 2015.

Pada tahun 2019, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi AS melambat menjadi 2,331%. Untuk tahun 2020, pertumbuhan ekonomi AS diproyeksikan kembali merosot menjadi 1,871% saja. (ank/ank)

Halaman Selanjutnya >>>>


No comments:

Post a Comment

Featured Post

5 Hari Berturut Merah, IHSG Hari Ini Siap ke Zona Hijau

5 Hari Berturut Merah, IHSG Hari Ini Siap ke Zona Hijau Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat bergerak antara zona hijau dan merah, Indeks Harga...