CAD Q2-2019 Bengkak Jadi 3% PDB, IHSG Mulai Terperosok

Sekitar pukul 10:00 WIB, BI menyampaikan secara keseluruhan NPI kuartal kedua tahun ini yang membukukan defisit sebesar US$ 1,98 miliar atau setara dengan Rp 27,72 triliun.
Padahal pada kuartal I-2019, NPI masih membukukan surplus mencapai US$ 2,4 miliar atau setara Rp 33,6 triliun. Ini berarti hanya dalam 3 bulan (April-Juni), NPI mencatatkan koreksi sebesar Rp 61,32 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).
Salah satu faktor utama yang menekan kinerja NPI kuartal II adalah angka defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) mencapai US$ 8,4 miliar atau Rp 117,6 triliun. Nilai tersebut juga setara 3,04% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Selain itu, pembengkakan NPI juga disebabkan oleh penurunan kinerja transaksi finansial yang hanya mampu mencatatkan surplus sebesar US$ 7 miliar pada kuartal II-2019, dari sebelumnya menorehkan surplus US$ 9,9 miliar pada kuartal I-2019.
Grafik di atas memperlihatkan bursa saham acuan Tanah Air langsung merosot tak lama setelah BI mengumumkan perolehan defisit NPI dan defisit transaksi berjalan untuk kuartal kedua tahun ini.
Pada perdagangan hari ini, IHSG dibuka di level 6.300,09, namun hingga berita ini dimuat IHSG sudah bergerak turun ke level 6.295,27 poin. Pada pukul 11.22 WIB, 8 menit sebelum sesi I berakhir, IHSG di level 6.288,50.
Emiten-emiten yang turut menekan kinerja IHSG diantaranya PT Pool Advista Indonesia Tbk/POOL (-4,3%), PT Garuda Indonesia Tbk/GIAA (-3,76%), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (-3,76%), PT Trada Alam Minera Tbk/TRAM (-1,71%), PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (-1,36%).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas)
No comments:
Post a Comment