Perhiasan Hingga Alas Kaki Masih Masuk Top 10 Ekspor RI

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, ekspor pada Agustus 2019 menurun 7,6% dibanding Juli 2019, yakni US$ 15.454,2 juta menjadi US$ 14.280,3 juta.
Penurunan ekspor Agustus 2019 dibanding Juli 2019, lanjut Suhariyanto disebabkan oleh menurunnya ekspor nonmigas 3,20%, yaitu dri US$ 13.846,6 juta menjadi US$ 13.404,9 juta. Demikian juga ekspor migas turun 45,48% dari US$ 1.605,6 juta menjadi US$ 875,4 juta.
"Penurunan ekspor Indonesia disebabkan koreksi harga sejumlah komoditas andalan. Dia mencontohkan harga batu bara anjlok 44% YoY, minyak sawit mentah (CPO) amblas 19,42% YoY, dan karet ambrol 6,25% YoY," ujar Suhariyanto di kantornya, Senin (16/9/2019).Seperti diketahui ketiga komoditas tersebut memang merupakan andalan ekspor Indonesia. Sepanjang Januari-Agustus 2019, ekspor bahan bakar mineral (yang sebagian adalah batu bara) menyumbang 14,84% dari totak ekspor non-migas.
Ekspor menurut negara tujuannya masih tetap sama, tertinggi pada Agustus 2019 di antaranya Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang. Masing-masing mencapai US$ 2,27 miliar, US$ 1,59 miliar, dan US$ 1,18 miliar.
Berikut 10 komoditas ekspor RI di Agustus 2019:
- Bahan bakar mineral US$ 1,76 miliar
- Lemak dan minyak hewan/nabati US$ 1,39 miliar
- Mesin/peralatan listrik US$ 780,3 juta
- Perhiasan/permata US$ 835,8 juta
- Karet dan barang dari karet US$ 547,5 juta
- Alas Kaki US$ 347,5 juta
- Berbagai produk kimia US$ 327,9 juta
- Timah US$ 107,9 juta
- Benda-benda dari besi dan baja US$130,1 juta
- Bahan kimia organik US$109,3 juta.
No comments:
Post a Comment